Jumat, 28 Maret 2014

Biografi Muhammad Jusuf Kalla

Muhammad Jusuf Kalla (JK) adalah wakil presiden RI pada periode 2004-2009. Jusuf Kalla lahir di Wattampone, Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), 15 Mei 1942. Dia menyelesaikan pendidikan sarjana pada Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin, Makassar, pada 1967 dan lulus The European Institute of Business Administration Fountainebleu, Prancis, 1977. Sejak muda, JK telah menempa diri dalam sejumlah organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan. Dia tercatat sebagai ketua HMI Cabang Makassar 1965-1966, ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) 1965-1966, serta ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) 1967-1969.
jusuf-kalla

Biografi Muhammad Jusuf Kalla dari Biografi Web

Pada 1965, setelah pembentukan Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar), anak pasangan Haji Kalla dan Hajah Athirah ini terpilih menjadi ketua Pemuda Sekber Golkar Sulsel dan Tenggara (1965-1968). Sejak tingkat akhir kuliahnya di Unhas, JK sudah terpilih menjadi anggota DPRD Pro vinsi Sulsel periode 1965-1968 mewakili Sekber Golkar.
Sebelum terpilih sebagai ketua umum Partai Golkar dalam Munas pada Desember 2004 di Bali, JK tercatat sebagai anggota Dewan Penasihat DPP Golkar dan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) utusan Golkar (1982-1987), serta anggota MPR-RI Utusan Daerah (1997-1999).
Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, JK dipercayakan selama kurang dari setahun (1999-2000) sebagai Menteri Perindustrian dan Perda gangan RI merangkap kepala Bulog. Karirnya di pemerintahan ber lanjut dalam kabinet Presiden Megawati Soekarnoputri (2001-2004) sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra).
Jusuf Kalla berjasa meletakkan kerangka perdamaian di daerah konflik Poso dan Ambon melalui pertemuan Malino I dan Malino II. Serangkaian pertemuan itu berhasil meredakan dan menyelesaikan konflik di antara komunitas Kristen dan Islam.
Menjelang Pemilu Presiden 2004, JK mengundurkan diri dari jabatan Menko Kesra RI. Dia lantas mengikuti konvensi calon presiden Partai Golkar. Namun, dia mundur karena memilih menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). SBY-JK terpilih sebagai presiden ke-6 dan wapres ke-10 serta pasangan presiden-wapres pertama yang dipilih langsung oleh rakyat.
Kunjungan kerjanya sebagai Menko Kesra ke Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pada awal 2004 memberinya inspirasi untuk menerapkan pengalaman pe nyelesaian konflik Ambon-Poso di NAD. Setelah serangkaian perundingan selama satu tahun, kesepakatan perdamaian untuk NAD antara wakil pemerintah dan tokoh-tokoh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ditandatangani di Helsinki pada 15 Agustus 2005.
Sebelum terjun ke pemerintahan, JK merupakan pengusaha sukses. Perusahaan kecil yang dirintis ayahnya, NV Hadji Kalla, diserahkan kepadanya sesaat setelah dia diwisuda menjadi sarjana ekonomi di Unhas. Di tangan JK, perusaha an distributor dan eksporter hasil bumi itu dikembangkan sebagai perusahaan holding. Anak usahanya, antara lain, PT Bumi Karsa (konstruksi), PT Bukaka Teknik Utama (rekayasa industri), PT Kalla Inti Karsa, PT Bumi Sarana Utama, dan PT Bukaka Singtel International.
Atas prestasinya di dunia usaha, JK dipilih dunia usaha menjadi ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Sulawesi Selatan (1985-1997), ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia (1997-2002), ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Sulsel (1985-1995), wakil ketua ISEI Pusat (1987-2000), dan penasihat ISEI Pusat (2000-sekarang).
Di bidang pendidikan, JK menjadi ketua Yayasan Pendidikan Hadji Kalla yang mewadahi TK, SD, SLTP, SLTA Athirah, ketua Yayasan Pendidikan Al-Ghazali, Universitas Islam Makassar. Selain itu, dia menjabat ketua Dewan Penyantun (trustee) pada beberapa universitas, seperti Unhas Makassar, Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar, Universitas Negeri Makassar (UNM), ketua Dewan Pembina Yayasan Wakaf Paramadina, dan ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unhas.
JK dikenal sebagai mustasyar Nahdlatul Ulama (NU) wilayah Sulsel, melanjutkan tanggung jawab ayahnya yang sepanjang hidupnya menjadi bendahara NU Wilayah Sulsel. Bersama almarhum Jenderal Muhammad Jusuf, mantan Panglima ABRI, JK terpilih menjadi ketua Yayasan Badan Wakaf Masjid Al-Markaz al-Islami. JK juga terpilih sebagai ketua Forum Antaragama Sulsel.
Penggemar olahraga golf ini selama sepuluh tahun (1980-1990) menjadi ketua Persatuan Sepak Bola Makassar (PSM) dan pemilik klub sepak bola Makassar Utama (MU) pada 1985-1992.
Jusuf Kalla menikahi Hajah Mufidah Miad Saad pada 1967 dan dika runiai satu putra, Solichin Kalla, serta empat putri, yakni Muchlisah, Muswirah, Imelda, dan Chae rani. Pasangan JK-Mufidah memperoleh sembilan cucu, yakni Ahmad Fikri, Masyitah, Jumilah Saffanah, Emir Thaqib, Rania Hamidah, Aisha Kamilah, Siti Safa, Rasheed, dan Maliq Jibran.(jawapos)

Biografi Aburizal Bakrie

Ir. H. Aburizal Bakrie adalah seorang pengusaha Indonesia yang merupakan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dalam Kabinet Indonesia Bersatu periode kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono 2004-2009. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian dalam kabinet yang sama, namun posisinya terkena perombakan (Reshuffle) yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 5 Desember 2005. Aburizal Bakrie lahir di Jakarta, 15 November 1946.Aburizal-Bakrie

Biografi Aburizal Bakrie dari Biografi Web

Sebelum menjabat menteri, Aburizal Bakrie adalah seorang tokoh Kadin (Kamar Dagang dan Industri). Selama sepuluh tahun (periode 1994-1999 dan 1999-2004) menjadi ketua umum Kadin, Aburizal Bakrie berhasil membuat organisasi pengusaha itu menjadi sangat berpengaruh dalam pengambilan kebijakan pemerintah.
Sebelum Aburizal menjabat Menteri Koordinator Perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu, ia sempat menjadi salah satu kandidat calon presiden yang memenangi lima besar dalam Konvensi Partai Golkar. Pada awal pencalonan ia didukung oleh ketiga ormas Trikarya Golkar (SOKSI, Kosgoro, dan MKGR).
Aburizal Bakrie aktif di bidang usaha dengan perusahaan yang dirintis keluarganya, PT Bakrie and Brothers Tbk, sejak tahun 1942. Aburizal adalah lulusan Fakultas Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (1973). Ia pernah menjabat direktur utama PT Bakrie Nusantara Corporation (1989-1992), Dirut PT Bakrie and Brothers (1988-1992), dan komisaris utama Kelompok Usaha Bakrie (1999-2004).
Aburizal Bakrie juga aktif di organisasi. Periode 2000-2005, ia menjadi anggota Dewan Pakar ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia), menjabat presiden Asean Chamber of Commerce and Industry, dan anggota Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) periode II (1993-1998).
Pada Mei 2006, lubang pengeboran di Porong, Sidoarjo yang dikerjakan oleh PT Lapindo Brantas tanpa dilengkapi standar keamanan yang layak, perusahaan pertambangan milik konglomerat Bakrie menjadi penyebab terjadinya semburan lumpur panas yang berkepanjangan sehingga membuat banyak orang yang kehilangan tempat tinggal dan mengancam jalannya perekonomian daerah Jawa Timur. Sementara itu, Bakrie sudah tidak mengelola bisnis keluarganya lagi setelah menjadi menteri, tetapi ia tetap mendapat protes karena kerusakan yang diakibatkan oleh perusahaan keluarganya tersebut.

Riwayat Karir

  • Asisten Dewan Direksi PT. Bakrie and Brothers (1972–1974)
  • Direktur PT. Bakrie and Brothers (1974–1982)
  • Wakil Direktur Utama PT. Bakrie and Brothers (1982–1988)
  • Direktur Utama PT Bakrie and Brothers (1988–1992)
  • Direktur Utama PT. Bakrie Nusantara Corporation (1989–1992)
  • Komisaris Utama/Chairman kelompok usaha Bakrie (1992-s/d sekarang)
  • Menteri Koordinator Perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu (2004-2005)
  • Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Kabinet Indonesia Bersatu (2005-2009)
Keluarga Aburizal mempunyai tiga adik yaitu sebagai berikut
  • Roosmania Odi Bakrie, menikah dengan Bangun Sarwito Kusmulyono
  • Indra Usmansyah Bakrie, menikah dengan Gaby Djorgie
  • Nirwan Dermawan Bakrie, menikah dengan Indira (Ike)
Aburizal menikah dengan Tatty Murnitriati dan dikaruniai tiga anak sebagai berikut:
  • Anindya Novyan Bakrie, menikah dengan Firdani Saugi
  • Anindhita Anestya Bakrie, menikah dengan Taufan Nugroho
  • Anindra Ardiansyah Bakrie

Pendidikan

Fakultas Elektro, Institut Teknologi Bandung, lulus tahun 1973

Organisasi

  • 2000 – 2005 Anggota Dewan Pakar ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia)
  • 1999 – 2004 Ketua Umum KADIN (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) periode II
  • 1996 – 1998 Presiden, Asean Chamber of Commerce & Industry
  • 1996 – 1997 International Councellor, Asia Society
  • 1994 – 1999 Ketua Umum KADIN periode I
  • 1993 – 1998 Anggota, Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) – periode II
  • 1993 – 1995 Anggota Dewan Penasehat, International Finance Corporation
  • 1993 – 1995 Presiden ASEAN Business Forum (d/h Institute of South East Asian Business) – periode II
  • 1991 – 1993 Presiden ASEAN Business Forum (d/h Institute of South East Asian Business) – periode I
  • 1989 – 1994 Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia
  • 1988 – 1993 Wakil Ketua Umum, KADIN Bidang Industri dan Industri Kecil
  • 1988 – 1993 Anggota, Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) – periode I
  • 1985 – 1993 Ketua Bidang Dana PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Indonesia)
  • 1984-sekarang Anggota, Partai Golongan Karya
  • 1984 – 1988 Wakil Ketua, Asosiasi Kerjasama Bisnis Indonesia – Australia
  • 1977 – 1979 Ketua Umum, HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia)
  • 1976 – 1989 Ketua Umum, Gabungan Pabrik Pipa Baja Seluruh Indonesia
  • 1975: Ketua Departemen Perdagangan HIPMI
  • 1973 – 1975 Wakil Ketua Departemen Perdagangan, HIPMI

Penghargaan

  • 1997 Penghargaan “ASEAN Business Person of the Year” dari the ASEAN BusinessForum
  • 1995 Pengharagaan “Businessman of the Year” dari Harian Republika
  • 1986 Penghargaan “The Outstanding Young People of the World” dari the Junior Chamber of Commerce

Biografi Akbar Tanjung

Akbar Tanjung adalah politikus Indonesia yang sudah berkiprah lama dalam pepolitikan Indonesia. Ia memulai karirnya dari bawah. Hidupnya adalah dunia politik. Pria kelahiran Sibolga, 14 Agustus 1945, ini kalah di kandang sendiri dalam konvensi capres Partai Golkar. Kemudian dalam Munas Partai Golkar di Bali harus rela melepas jabatan Ketua Umum dan menyerahkannya kepada Jusuf Kalla.

Biografi Akbar Tanjung dari Biografi Web

Akbar, politisi ulung dan licin yang bebas dari ancaman jerat hukum setelah Mahkamah Agung menerima permohonan kasasinya, diungguli Wiranto dalam Konvensi Nasional Calon Presiden Partai Golkar, Selasa 20 April 2004, melalui dua putaran pemungutan suara. Pada putaran pertama Akbar Tandjung masih mengungguli Wiranto dengan perolehan suara 147-137. DisusulAburizal Bakrie 118, Surya Paloh 77 dan Prabowo Subianto 39 suara, dengan 28 suara tidak sah dan 1 suara abstein.Akbar TanjungNamun pada putaran kedua limpahan suara dari kandidat lain lebih banyak beralih ke Wiranto. Di putaran kedua, ia meraih 227 sedangkan Wiranto 315 suara, dengan abstain 1 dan tidak sah 4 suara.
Setelah melalui masa kecil dan menamatkan Sekolah Rakyat (SR) di Medan, ia pun pindah ke Jakarta. Di kota ini ia menamatkan pendidikan SMP Perguruan Cikini dan SMA Kanisius. Selanjutnya ia memilih kuliah di Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Pergumulannya dengan dunia politik dimulai ketika masih kuliah. Tahun 1966 ia aktif dalam gerakan mahasiswa pada saat pengganyangan G 30 S /PKI melalui Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia Universitas Indonesia (KAMI-UI) dan Laskar Ampera Arief Rahman Hakim. Aktivitasnya itu merupakan modal kuat untuk ikut dalam bursa pemilihan ketua senat mahasiswa.
Tahun 1967-1968 terpilih menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Tahun 1998 1968 aktif dalam Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia danMajelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Indonesia. Selain itu, ia juga terpilih menjadi Ketua Mapram Universitas Indonesia.
Aktivitasnya tidak hanya dilakukan di dalam kampus. Ia pun terdaftar sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Pada tahun 1969-1970 berhasil terpilih sebagai Ketua Umum HMI Cabang Jakarta dan tahun 1972-1974 Ketua Umum Pengurus Besar HMI. Organisasi mahasiswa ekstrakampus bukan hanya HMI. Untuk menjalin kerja sama dengan organisasi lainnya, pada tahun 1972 ia ikut mendirikan Forum Komunikasi Organisasi Mahasiswa Ekstra Universiter (GMNI, PMKRI, PMII, GMNI, HMI) yang kemudian dikenal dengan nama Kelompok Cipayung.
Kehidupan berorganisasi Akbar Tandjung tidak berhenti sampai di situ. Tahun 1973 ia pun ikut mendirikan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Baru pada tahun 1978-1981 menduduki posisi Ketua Umum DPP KNPI. Sebagai Ketua Umum KNPI, ia juga turut mendirikan Angkatan Muda Pembaruan Indonesia (AMPI) tahun 1978 dan hingga tahun 1980 duduk sebagai Ketua DPP Angkatan Muda Pembaruan Indonesia (AMPI).Akbar TanjungKiprahnya yang cemerlang di organisasi kepemudaan membuat langkahnya semakin lempang dalam menapaki jalur politik. Tak heran jika tahun 1983-1988 ia diberi kepercayaan menduduki posisi Wakil Sekretaris Jenderal DPP Golkar. Seiring perubahan angin politik, Golkar yang begitu dominan pada masa Orde Baru terkena tuntutan perubahan. Golkar yang semula alergi disebut partai akhirnya mendeklarasikan diri sebagai partai menjadi Partai Golkar. Pada tahun 1998 sampai sekarang ia kukuh sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar.

Anggota DPR

Berbeda dengan kebanyakan politikus di Indonesia, Akbar Tanjung tidak perlu menjadi anggota legislatif dari DPRD II kemudian naik ke DPRD I, setelah itu baru menjadi anggota DPR RI.Track record-nya sebagai aktivis kampus dan Ketua HMI menjadi modal besar baginya untuk langsung menjadi anggota DPR RI dari fraksi Golkar. Sejak tahun 1977 sampai 1988 ia menjadi anggota FKP DPR RI mewakili Propinsi Jawa Timur. Di lembaga perwakilan ini ia sempat mengecap posisi Wakil Sekretaris FKP DPR RI periode 1982-1983.
Tahun 1987-1992 ia dipercaya menduduki Sekretaris FKP-MPR RI sekaligus sebagai anggota Badan Pekerja MPR RI. Setelah Pemilu tahun 1992, kembali ia menjadi anggota DPR/MPR. Untuk periode 1992-1997, ia kembali menduduki jabatan Sekretaris FKP MPR RI.dan sekaligus Anggota Badan Pekerja MPR RI.
Tahun 1997-1998 ia terpilih menjadi Wakil Ketua FKP MPR RI. Tahun 1997-1999 sebagai Wakil Ketua Fraksi FKP MPR RI dan Wakil Ketua PAH II Badan Pekerja MPR RI.
Setelah mengalami gejolak politik tahun 1998, Golkar segera melakukan perubahan internal. Golkar menjadi partai politik yang menggaungkan paradigma baru. Akbar Tanjung pun terpilih sebagai ketua umum. Setelah Pemilu dipercepat menjadi tahun 1999, Akbar terpilih sebagaiKetua Dewan Perwakilan Rakyat RI.
Dalam situasi global yang memungkinkan semakin terbukanya arus komunikasi dan semakin pentingnya kerja sama, maka DPR pun menjalin kerja sama dengan parlemen-parlemen negara sahabat. Sebagai Ketua DPR, Akbar pun dipercaya menjadi President of AIPO (Asean Inter Parliamentary Organization) periode 2002-2003 dan President of PUOICM (Parliamentary Union of OIC Members) periode 2003-2004.

Pembantu Presiden

Kemampuan organisasi dan manajerial semasa aktif di organisasi kemahasiswaan, kepemudaan, maupun di partai politik menarik perhatian Presiden untuk mengangkatnya sebagai menteri. Tercatat beberapa kali Akbar Tandjung memasuki lingkaran dalam pengambil keputusan.

Pengalaman Internasional

Tahun1988-1993 untuk pertama kalinya ia menjadi menteri dengan jabatan Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga, pada Kabinet Pembangunan V. Selanjutnya periode 1993-1998 Suami dari Krisnina Maharani ini dipercaya menjadi Menteri Negara Perumahan Rakyat, Kabinet Pembangunan VI. Pada Kabinet Pembangunan VII yang tidak berumur panjang, Akbar mendapat kepercayaan menjadi Menteri Negara Perumahan Rakyat dan Pemukiman. Selepas pergantian presiden dari HM Soeharto ke BJ Habibie, ia diangkat menjadi Menteri Sekretaris Negara, Kabinet Reformasi Pembangunan periode 1998-1999.
Kesibukan berorganisasi bukanlah halangan untuk menimba ilmu dan memperkuat jaringan internasional. Jika ada kesempatan, mengapa hal itu harus disia-siakan? Maka, pada tahun 1972 ia Mengikuti Asia and Pacific Students Leaders Program-Departement of State USA, selama tiga bulan. Disusul kemudian tahun 1974 mengikuti pertemuan Majelis Pemuda se Dunia (World Assembly of Youth) di Nakhadka, Rusia. Tahun 1988 Memimpin Delegasi Indonesia dalam pertemuan Menteri-Menteri Olah Raga se Dunia di Moskow.
Pada tahun 1990 memimpin delegasi Indonesia dalam Dialog Malaysia Indonesia (Malindo), di Kuala Lumpur. Tahun 1995 mengikuti Seminar Federasi Real Estat Sedunia (FIABCI), di Paris, Perancis. Selanjutnya tahun 1996 mengikuti Kongres Habitat II di Nairobi, Afrika.
Tahun 1998 mengikuti KTT ASEAN di Hanoi. Satu tahun kemudian yaitu pada Oktober 1999 memimpin delegasi untuk mengikuti Sidang International Parliament Union (IPU) di Yordania.
Tahun 2000 Memimpin Delegasi pada Sidang Inter-parliamentary Union (IPU) di Jakarta. Pada tahun yang sama memimpin delegasi pada Sidang AIPO di Singapura.
Tahun 2001 memimpin delegasi pada Konferensi Ketua-Ketua Parlemen Se-Dunia, di NewYork. Masih di tahun yang sama memimpin delegasi pada Sidang AIPO di Thailand. Dan, tahun 2002 memimpin delegasi pada Sidang AIPO di Vietnam.

Penghargaan Akbar Tanjung

Sumbangan dan dharma bakti Akbar Tanjung terhadap bangsa dan negara tidak sia-sia. Pemerintah Republik Indonesia menganugrahkan Penghargaan Bintang MahaputraAdi Pradana tahun 1992 dan Bintang Republik Indonesia tahun 1998.
Yang menarik adalah, kiprah Akbar Tanjung pun mendapat perhatian dari luar negeri. Ia memperoleh Penghargaan Kruis in de Orde van Oranje-Nassau dari Pemerintah Kerajaan Belanda pada tahun 1996.

Menuju RI-1

Kini Akbar Tanjung telah masuk dalam kompetisi bersama waraga negara terbaik negeri ini untuk menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Sebagai calon pemimpin dari 220 juta jiwa penduduk, perlu visi yang kuat agar dapat memajukan bangsa ini dari keterpurukan, terutama agar keluar dari krisis sejak 1997.
Sebagai kandidat presiden, Akbar memiliki pemandangan bahwa saat ini Indonesia masih berada pada masa transisi. Namun menurutnya, mtransisi tidak boleh dibiarkan berjalan terlalu lama. Pemilihan umum 2004 merupakan batas konstitusional yang diberikan oleh UUD 1945 untuk menciptakan kepemimpinan nasional yang baru, yang mampu mengatakan bahwa situasi yang tidak menentu ini harus segera diakhiri. Kewenangan yang ada pada pemilu 2004 diharapkan dapat melahirkan pimpinan nasional yang terampil, yang memiliki agenda yang jelas dan terukur untuk membawa Indonesia kepada situasi yang lebih baik.
Untuk dapat keluar dari krisis, Indonesia memerlukan seorang pemimpin yang mempunyai catatan pengalaman panjang; seorang pemimpin dengan gagasan dan pandangan yang jelas; yang memiliki keterampilan politis dan birokratis yang memadai; yang mampu melakukan koordinasi dan mengkomunikasikan kebijakan-kebijakannya tidak saja kepada elite nasional yang ada, tetapi juga kepada masyarakat banyak.
Akhirnya, Indonesia memerlukan seorang pemimpin yang dapat menciptakan kesepakatan-kesepakatan yang dinegosiasikan. Kemampuan untuk membangun konsensus di antara kekuatan-kekuatan sosial-ekonomi dan politik yang ada merupakan modal tambahan yang amat diperlukan untuk membawa Indonesia ke arah situasi yang lebih baik.
Akbar melihat terdapat beberapa persoalan mendesak yang perlu segera diselesaikan oleh pemerintahan yang akan terbentuk nantinya. Di antara persoalan itu adalah (1) pemulihan ekonomi, yang menurutnya saat ini prosesnya cenderung tidak terstruktur dan tidak sistematis karena dilaksanakan tanpa prioritas yang layak dan dapat dipercaya;
(2) kesejahteraan dan kualitas manusia, yang secara kuantitas laju pemulihan ekonomi sepanjang lima tahun terakhir ini belum mampu menciptakan lapangan kerja dan penghidupan yang layak bagi banyak warga negara;
(3) kedaulatan ekonomi dan kemandirian bangsa yang menurun drastis sejak krisis terjadi; (4) lingkungan hidup dan pertanahan. Menurutnya, persoalan mendesak di bidang lingkungan hidup dan pertanahan adalah menurunnya kualitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta buruknya penegakan hukum dan property rightsdi bidang pertanahan;
(5) keamanan dan rasa aman, di mana terjadi kemerosotan sangat besar pada sektor ini; (6) penegakan hukum dan HAM. Masalah ini kemungkinan terjadi karena perangkat hukum yang ada tidak mampu menanggulangi pelanggaran hukum atau pelaku dan institusi yang ada saat ini tidak mampu menjalankan langkah penegakan hukum;
(7) demokrasi, kemandirian daerah, dan integrasi bangsa. Selama lima tahun terakhir perjalanan demokrasi mengalami perkembangan yang menggembirakan, namun sayangnya sering pula muncul kekerasan, konflik sosial, teror, dan persaingan antarelite. Aspirasi dari bawah sering diabaikan atau dijadikan komoditi untuk hal-hal uang tidak produktif atau disintegrasi;
(8) keharmonisan dan kerukunan sosial. Sama seperti masalah lainnya, keharmonisan dan kerukunan sosial pun mengalami kemerosotan; (9) perempuan dan kesetaraan jender. Perempuan Indonesia masih memiliki banyak masalah seperti rendahnya tingkat pendidikan, kesehatan, tingginya angka kematian ibu dan bayi, juga kekerasan terhadap perempuan, baik di lingkungan rumah tangga maupun di luar rumah tangga.

Strategi Membangun Indonesia Sejahtera

Peliknya masalah yang dihadapi membuat berbagai masalah itu tidak dapat diselesaikan sekaligus. Untuk itu diperlukan ketajaman untuk memilih hal-hal mana saja yang mendesak diselesaikan. Akbar Tandjung menyebut formula bagi strateginya itu adalah Tri Sukses Pembangunan yang terdiri dari Sukses Pembangunan Ekonomi, Sukses Pembangunan Hukum, dan Sukses Pembangunan Sosial-Kemasyarakatan.
Untuk menyukseskan program itu Akbar secara terbuka mengatakan membutuhkan dukungan dari banyak pihak. Selain itu, dari figur pemimpin sendiri diperlukan kepemimpinan nasional yang terampil, mempunyai pandangan dan agenda kerja yang jelas, yang bersedia menghimpun seluruh kekuatan yang ada, baik pada tingkat masyarakat maupun negara, dan yang paham tantang kondisi objektif yang dihadapi bangsa dan negara.
Hanya orang yang mempunyai visi yang kuat, pengalaman yang teruji, dan yang dapat memenangkan hati rakyatlah yang mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, yakni Indonesia sejahtera. Kepemimpinan nasional yang demikian itu akan lahir dari suatu proses seleksi kepemimpinan yang objektif dan rasional, yakni melalui pemilihan umum yang demokratis, jujur dan adil.
Tak lupa, Akbar meneriakkan slogan andalannya “Mari Maju Bersama, Membangun Indonesia Sejahtera’.”Sebagai seorang yang telah memiliki pengalaman di bidang pemerintahan, legislatif, organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan, serta kini Ketua Umum DPP Partai Golkar, Akbar mengaku merasa terpanggil untuk menjalankan amanat yang mulia itu. Oleh karena itu, ia mengharapkan dukungan dan doa restu dari segenap Keluarga Besar Partai Golkar untuk ikut berkompetisi dalam Konvensi Partai Golkar, dengan harapan dapat terpilih sebagai Calon Presiden RI dari Partai Golkar.

Biografi Barack Obama

Barack Hussein Obama adalah Presiden Amerika Serikat yang sekarang menjabat dan merupakan Presiden Amerika Serikat yang ke-44. Beliau lebih dikenal dengan nama Barack Obama. Barack menjabat sejak 20 Januari 2009 menggantikan George Walker Bush. Sebelumnya ia merupakan Senator Junior dari Illinois dan kemudian menang dalam Pemilu Presiden 2008 pada 4 November 2008. Obama lahir di Honolulu, Hawaii, 4 Agustus 1961.

Biografi Barack Obama Presiden Amerika Serikat

Obama adalah keturunan Afrika-Amerika pertama yang menjabat Presiden Amerika Serikat setelah sebelumnya merupakan keturunan Afrika-Amerika pertama yang dicalonkan oleh sebuah partai politik besar Amerika untuk menjadi presiden. Lulusan Universitas Columbia dan Sekolah Hukum Universitas Harvard; di sana ia menjabat sebagai presiden Harvard Law Review, Obama bekerja sebagai koordinator masyarakat dan menjabat sebagai pengacara hak sipil sebelum menjadi Senat Illinois selama tiga kali mulai 1997 hingga 2004. Ia mengajar hukum konstitusional di Sekolah Hukum Universitas Chicago sejak 1992 hingga 2004. Setelah kegagalan meraih kursi di Dewan Perwakilan AS tahun 2000, ia mengumumkan kampanyenya untuk Senat AS bulan Januari 2003. Setelah kemenangan Maret 2004, Obama menyampaikan key notenya pada Konvensi Nasional Demokrat Juli 2004. Ia terpilih sebagai Senat pada November 2004 dengan 70 persen suara.
Sebagai anggota minoritas Demokrat di Kongres ke-109, ia membantu membuat undang-undang yang mengatur senjata konvensional dan mempromosikan akuntabilitas publik dalam penggunaan dana federal. Ia juga melakukan perjalanan resmi ke Eropa Timur, Timur Tengah, dan Afrika. Selama Kongres ke-110, ia membantu membuat UU mengenai lobi dan kecurangan pemilihan, perubahan iklim, terorisme nuklir, dan perawatan bagi personil militer AS yang pulang. Obama mengumumkan kampanye presidennya pada Februari 2007, dan dicalonkan pada Konvensi Nasional Demokrat 2008 dengan senator Delaware, Joe Biden sebagai pasangan kampanye. Dan Pada tanggal 4 November 2008 Barack Obama sukses mengalahkan rivalnya senator John Mccain dari partai republik dan menjadi presiden amerika ke 44 dan orang kulit hitam pertama sebagai presiden Amerika serikat.

Kehidupan awal dan karir Obama

Barack Obama lahir di Honolulu, Hawaii, dari pasangan Barack Hussein Obama, Sr., seorang Kenya dari Nyang’oma Kogelo, Distrik Siaya, Kenya, dan Ann Dunham, seorang Amerika Serikat dari Wichita, Kansas. Orangtuanya bertemu ketika bersekolah di Universitas Hawaii, tempat ayahnya belajar dengan status sebagai murid asing. Keduanya berpisah ketika Obama berusia dua tahun dan akhirnya bercerai.Ayah Obama kembali ke Kenya dan melihat anaknya untuk terakhir kalinya sebelum meninggal dalam sebuah kecelakaan lalu lintas tahun 1982. Setelah bercerai, Dunham menikahi Lolo Soetoro, dan keluarganya pindah ke Indonesia tahun 1967. Obama kemudian bersekolah di sekolah lokal di Jakarta hingga ia berusia 10 tahun. Obama bersekolah di SD Menteng 1 Jakarta. Saat ini Obama masih dapat berbicara bahasa Indonesia dengan tingkat dasar.
Ia kembali ke Honolulu untuk tinggal bersama kakek dan neneknya dan belajar di Sekolah Punahou sejak kelas lima tahun 1971 hingga lulus SMA pada 1979.Ibu Obama kembali ke Hawaii tahun 1972 selama beberapa tahun dan kemudian ke Indonesia untuk menyelesaikan kerja lapangan untuk disertasi doktoral. Ia meninggal karena kanker rahim tahun 1995. Sebagai seorang dewasa, Obama mengakui bahwa ketika SMA ia menggunakan mariyuana, kokain, dan alkohol, yang ia jelaskan pada Forum Sipil Presiden 2008 sebagai kesalahan moralnya yang terbesar. Setelah SMA, Obama pindah ke Los Angeles lalu ia belajar di Perguruan Tinggi Occidental selama dua tahun. Ia kemudian dipindahkan ke Universitas Columbia di New York City, dan kemudian ia lulus dalam bidang pengetahuan politik dengan kelebihan pada hubungan internasional. Obama lulus dengan B.A. dari Columbia tahun 1983, kemudian bekerja selama setahun di Business International Corporation dan kemudian di New York Public Interest Research Group.

Barack Obama dibesarkan oleh ibunya, Ann Dunham.

Setelah empat tahun di New York City, Obama pindah ke Chicago, lalu ia menjabat sebagai direktur Developing Communities Project (DCP), sebuah perkumpulan masyarakat berbasis gereja yang sebenarnya terdiri dari delapan paroki Katolik di South Side, Chicago, dan bekerja di sana selama tiga tahun mulai Juni 1985 hingga Mei 1988. Selama menjabat sebagai direktur DCP, stafnya bertambah dari satu menjadi tiga belas pendapatan per tahunnya meningkat dari $70.000 menjadi $400.000, dengan keberhasilan meliputi membantu membuat program pelatihan kerja, program pelatihan persiapan perguruan tinggi, dan organisasi hak penjual di Altgeld Gardens, Chicago. Obama juga bekerja sebagai konsultan dan instruktur untuk Gamaliel Foundation, sebuah institut perkumpulan masyarakat. Di pertengahan 1988, ia untuk pertama kalinya mengunjungi Eropa selama tiga minggu dan lima minggu di Kenya, dan ia banyak bertemu saudara Kenya-nya untuk pertama kalinya.
Obama masuk Sekolah Hukum Universitas Harvard pada 1988. Pada akhir tahun pertamanya, ia dipilih, menurut kelasnya dan kompetisi menulis, sebagai editor Harvard Law Review. Bulan Februari 1990, di tahun keduanya, ia terpilih menjadi presiden Law Review, sebuah posisi sukarela penuh waktu yang berguna sebagai pimpinan editor dan pemantau 80 editor Law Review. Pemilihan Obama sebagai presiden Law Review berkulit hitam pertama diketahui secara luas dan diikuti oleh beberapa profil yang panjang. Pada musim panas, ia kembali ke Chicago untuk bekerja sebagai associate musim panas di firma hukum Sidley & Austin tahun 1989 dan Hopkins & Sutter tahun 1990. Setelah lulus dengan magna cum laude Juris Doctor (J.D.) dari Harvard tahun 1991, ia kembali ke Chicago. Publisitas dari pemilihannya sebagai presiden Harvard Law Review berkulit hitam pertama membawanya pada kontrak penerbitan dan pembuatan buku mengenai hubungan ras. Dalam usaha untuk merekrutnya ke fakultas mereka, Sekolah Hukum Universitas Chicago menyediakan Obama beasiswa dan kantor untuk membuat bukunya. Ia awalnya berencana menyelesaikan buku tersebut dalam satu tahun, tapi ternyata membutuhkan waktu yang lebih lama setelah buku ini berubah menjadi memoir pribadi. Untuk bekerja tanpa gangguan, Obama dan istrinya, Michelle, berlibur ke Bali dan ia menulis bukunya selama beberapa bulan. Manuskrip tersebut akhirnya diterbitkan pada pertengahan 1995 dengan judul Dreams from My Father. Obama memimpin Project Vote Illinois mulai April hingga Oktober 1992, dengan registrasi pemilih dengan sepuluh staf dan tujuh ratus sukarelawan; tujuannya berhasil dengan mendaftarkan 150.000 dari 400.000 orang Afrika-Amerika di negara bagian itu, sehingaga Crain’s Chicago Business menempatkan Obama dalam daftar “40 under Forty” tahun 1993.
Berawal tahun 1992, Obama mengajarkan hukum konstitusional di Sekolah Hukum Universitas Chicago selama dua belas tahun, menjadi yang pertama dikelompokkan sebagai Penceramah sejak 1992 hingga 1996, dan kemudian sebagai Penceramah Senior sejak 1996 hingga 2004. Ia juga, tahun 1993, bergabung dengan Davis, Miner, Barnhill & Galland, sebuah firma hukum dengan dua belas pengacara yang berpengalaman dalam litigasi hak-hak sipil dan pembangunan ekonomi masyarakat, dan ia adalah seorang associate selama tiga tahun sejak 1993 hingga 1996, kemudian of counsel mulai 1996 hingga 2004, dengan lisensi hukumnya berakhir tahun 2002. Obama adalah anggota pendiri dewan direktur Public Allies tahun 1992, mengundurkan diri sebelum istrinya, Michelle, menjadi direktor eksekutif pendiri Public Allies Chicago di awal 1993. Ia menjabat dari 1993 hingga 3008 pada dewan direktur Woods Fund of Chicago, yang pada 1985 telah menjadi yayasan pertama yang mendanai Developing Communities Project, dan juga sejak 1994 hingga 2002 pada dewan direktur The Joyce Foundation. Obama bekerja pada dewan direktur Chicago Annenberg Challenge pada 1995-2002, sebagai presiden pendiri dan pimpinan dewan direktur sejak 1995-1999. Ia juga bekerja pada dewan direktur Chicago Lawyers’ Committee for Civil Rights Under Law, Center for Neighborhood Technology, dan Lugenia Burns Hope Center.

Obama Legislator negara bagian 1997-2004.

Obama berhasil mengalahkan semua pesaingnya dari pemilihan dan muncul dalam pemilihan tanpa saingan. Ia kemudian dipilih sebagai Senat Illinois tahun 1996, menggantikan Alice Palmer sebagai Senator dari Distrik ke-13 Illinois, yang membentang South Side, Chicago dari Hyde Park-Kenwood ke selatan di South Shore dan barat ke Chicago Lawn. Setelah terpilih, Obama bersahabat dengan Presiden Senat Illinois yang membantu senator baru ini berhasil. Ia mensponsori hukum yang meningkatkan kredit pajak bagi pekerja berpendapatan rendah, menegosiasikan reformasi kesejahteraan, dan mempromosikan peningkatan subsidi bagi perawatan anak.
Obama terpilih kembali sebagai Senat Illinois tahun 1998, dan lagi tahun 2002. Tahun 2000, ia dikalahkan dalam pemilihan pendahuluan Demokrat untuk Dewan Perwakilan AS oleh Bobby Rush selama empat tahun dengan perbandingan dua banding satu.
Bulan Januari 2003, Obama menjadi pimipinan Komite Kesehatan dan Pelayanan Sipil Senat Illinois ketika Demokrat, setelah satu dasawarsa seabgai minoritas, akhirnya memperoleh mayoritas. Ia mensponsori dan memimpin pengesahan bipartisan UU untuk memonitor racial profiling (memprofil berdasarkan ras) dengan meminta polisi mencatat ras para tahanan dan UU tersebut menjadikan Illinois negara bagian pertama yang melakukan perekaman interogasi pembunuhan. Obama mengundurkan diri dari Senat Illinois pada November 2004 setelah pemilihannya menuju Senat AS.

Kampanye Senat AS 2004 Obama

Di pertengahan 2002, Obama mulai melakukan kampanye menuju Senat AS; ia memasukkan pakar politik David Axelrod yang gagal dan mengumumkan pencalonannya pada Januari 2003. Keputusan oleh Peter Fitzgerald dari Republik dan pendahulunya Carol Moseley Braun dari Demokrat tidak yang tidak mengikuti persaingan ini membuka pemilihan pendahuluan Demokrat dan Republik yang melibatkan lima belas kandidat. Pencalonan Obama didorong oleh kampanye iklan Axelrod yang menampilkan wajah Walikota Chicago Harold Washington dan dorongan oleh anak gadis Paul Simon, bekas Senator AS untuk Illinois. Ia menerima 52% suara pada pendahuluan Maret 2004, menyisakan 29% bagi saingan Demokrat terdekatnya.
Bulan Juli 2004, Obama menulis dan menyampaikan catatannya pada Konvensi Nasional Demokrat 2004 di Boston, Massachusetts. Setelah menjelaskan pengalaman kakeknya sebagai veteran Perang Dunia II dan pembuat program Federal Housing Administration dan G.I. Bill, Obama berbicara mengenai perubahan prioritas ekonomi dan sosial pemerintah AS. Ia mempertanyakan Perang Irak oleh administrasi Bush dan memberi penghargaan pada tentaranya. Mencontoh dari sejarah AS, ia mengkritik pandangan partisan terhadap elektorat dan meminta Amerika bersatu dalam perbedaan, dengan mengatakan, “Tidak ada yang namanya Amerika liberal dan Amerika konservatif; yang ada hanyalah Amerika Serikat.” Meskipun tak disiarkan oleh tiga jaringan berita terbesar (kecuali CBS dan NBC di Chicago yang membatalkan reality show televisi mereka), sekitar 9.1 juta penonton yang menyaksikannya melalui PBS, CNN, MSNBC, FOX News dan C-SPAN mendengar pidato Obama, yang merupakan acara puncak konvensi itu dan menerima statusnya sebagai bintang baru Partai Demokrat.
Pesaing Obama pada pemilihan umum, pemenang pendahuluan Republik Jack Ryan, mengundurkan diri pada Juni 2004. Dua bulan kemudian dan kurang dari tiga bulan sebelum Hari Pemilihan, Alan Keyes menerima pencalonan Partai Republik Illinois untuk menggantikan Ryan. Seorang yang lama menetap di Maryland, Keyes menetapkan tempat tinggal permanennya di Illinois karena pencalonan. Pada pemilihan umum November 2004, Obama menerima 70% suara, sementara Keyes 27%, kemenangan terbesar untuk persaingan negara bagian dalam sejarah Illinois.

Obama Senator AS 2005-2008

Obama disumpah sebagai senator pada 4 Januari 2005. Obama adalah Senator Afrika Amerika kelima dalam sejarah AS, dan yang ketiga yang dipilih melalui popular vote. Ia adalah anggota Senat satu-satunya dari Congressional Black Caucus. Congressional Quarterly, sebuah terbitan nonpartisan, menyebutnya sebagai “Demokrat setia” berdasarkan analisis seluruh suara Senat pada 2005-2007, dan National Journal menempatkannya sebagai senator “paling liberal” berdasarkan penelitian terhadap suara yang dipilih selama 2007. tahun 2005 ia menempati peringkat ke-16, dan pada 2006 di peringkat ke-10. Tahun 2008, menurut Congress.org Obama adalah Senator terkuat ke-11.

Undang-undang

Obama memberikan suaranya untuk Energy Policy Act of 2005 dan mensponsori Secure America and Orderly Immigration Act. Bulan September 2006, Obama mendukung Secure Fence Act yang masih berhubungan. Obama memperkenalkan dua inisiatif yang menggunakan namanya: Lugar-Obama, yang memperluas konsep Nunn–Lugar Cooperative Threat Reduction terhadap senjata konvensional, dan Coburn–Obama Transparency Act, yang mengawali pembuatan USAspending.gov, sebuah situs pencari untuk dana pengeluaran federal. Tanggal 3 Juni 2008, Senator Obama, bersama Senator Thomas R. Carper, Tom Coburn, dan John McCain, memperkenalkan Strengthening Transparency and Accountability in Federal Spending Act of 2008.
Obama mensponsori undang-undang yang meminta pemilik PLTN untuk memperingatkan pihak lokal dan negara bagian mengenai kebocoran radioaktif, tapi UU ini gagal disahkan secara penuh oleh Senat setelah diubah besar-besaran dalam komite. Bulan Desember 2006, Presiden Bush menandatangani pengesahan Relief, Security, and Democracy Promotion Act untuk Republik Demokratik Kongo, menandakan UU federal pertama yang disahkan dengan Obama sebagai sponsor utama. Bulan Januari 2007, Obama dan Senator Feingold memperkenalkan penyediaan jet perusahaan pada Honest Leadership and Open Government Act, yang disahkan bulan September 2007. Obama juga memperkenalkan Deceptive Practices and Voter Intimidation Prevention Act, sebuah UU yang ditujukan untuk mencegah praktik penipuan dalam pemilihan federal dan Iraq War De-Escalation Act of 2007, tapi tak satupun yang disahkan.
Kemudian tahun 2007, Obama mensponsori sebuah amandemen Defense Authorization Act yang menambahkan perlindungan untuk hukuman militer terhadap personality disorder. Amandemen ini disahkan secara penuh oleh Senat di musim semi 2008. Ia mensponsori Undang-Undang Penetapan Sanksi Iran yang mendukung pencabutan dana pension negara dari industri minyak dan gas Iran, yang tidak disahkan komite, dan mensponsori undang-undang untuk mengurangi resiko terorisme nuklir. Obama juga mensponsori amandemen Senat untuk State Children’s Health Insurance Program yang menyediakan satu tahun perlindungan kerja bagi anggota keluarga yang merawat prajurit dengan luka peperangan.

Komite

Obama melakukan tugas pada Komite Senat untuk Hubungan Luar Negeri, Lingkungan dan Pekerjaan Umum dan Urusan Veteran sepanjang Desember 2006. Bulan Januari 2007, ia keluar dari komite Lingkungan dan Pekerjaan Umum dan melakukan tugas tambahan dengan Kesehatan, Pendidikan, Buruh, dan Pensiun dan Keamanan Dalam Negeri dan Urusan Pemerintah. Ia juga menjadi Pimpinan Subkomite Senat untuk Urusan Eropa. Sebagai anggota Komite Senat untuk Hubungan Luar Negeri, Obama melakukan perjalanan ke luar negeri menuju Eropa Timur, Timur Tengah, Asia Tengah dan Afrika. Ia bertemu dengan Mahmoud Abbas sebelum menjadi Presiden Palestina, dan menyampaikan pidato di Universitas Nairobi yang mengkritik korupsi dalam pemerintahan Kenya.

Obama Kampanye presiden 2008

Tanggal 10 Februari 2007, Obama mengumumkan pencalonannya untuk Presiden Amerika Serikat di depan bangunan Old State Capitol di Springfield, Illinois. Pemilihan tempat pidato ini sangat simbolis karena di tempat itu juga Abraham Lincoln menyampaikan pidato bersejarahnya, “House Divided” tahun 1858. Selama kampanye, Obama mengangkat masalah pengakhiran Perang Irak, meningkatkan kebebasan energi, dan menyediakan perawatan kesehatan universal.
Kampanye Obama memakan $58 juta pada pertengahan pertama 2007, di antaranya sumbangan kurang dari $200, dikelompokkan sebagai “donasi kecil” menurut hukum kampanye, berjumlah $16.4 juta. Angka $58 juta ini mencetak rekor penggalangan dana kampanye presiden pada enam bulan pertama tahun kalender sebelum pemilihan. Dampak donasi kecil ini sangat besar dari sudut pandang absoolut dan perspektif. Bulan Januari 2008, kampanyenya mencetak rekor penggalangan dana lainnya dengan $36.8 juta, jumlah terbanyak yang dikumpulkan dalam satu bulan oleh seorang calon presiden dalam kampanye pendahuluan Demokrat.
Pada persaingan Konvensi Nasional Demokrat Januari 2008, Obama seri dengan Hillary Clinton untuk jumlah delegasi dalam pemilihan pendahuluan New Hampshire dan memenangkan lebih banyak delegasi daripada Clinton pada pemilihan dan kaukus di Iowa, Nevada dan South Carolina. Pada Super Tuesday, ia menang dengan 20 delegasi lebih banyak dari Clinton. Ia kemudian mencetak rekor penggalangan dana lainnya dalam dua bulan pertama 2008, senilai $90 juta untuk kampanye pendahuluan dibanding Clinton senilai $45 juta. Setelah Super Tuesday, Obama memenangkan sebelas pendahuluan dan kaukus Februari yang tersisa. Obama dan Clinton seri dalam persaingan 4 Maret di Vermont, Texas, Ohio, dan Rhode Island; Obama menutup bulan itu dengan menang di Wyoming dan Mississippi.
Bulan Maret 2008, sebuah kontroversi terjadi yang melibatkan bekas pastor Obama selama dua puluh tahun, Jeremiah Wright, setelah klip siaran ABC News mengenai kotbah politiknya yang sangat rasial. Awalnya, Obama menanggapi dengan menceritakan peran Wright di komunitas Afrika Amerika Chicago, tapi mengecam ucapannya dan mengakhiri hubungan Wright dengan kampanye ini. Selama kontroversi ini, Obama menyampaikan pidato berjudul “A More Perfect Union” yang mengangkat masalah ras. Obama langsung mengundurkan diri dari Trinity United Church of Christ untuk menghindari dugaan yang negatif.

Obama menyampaikan pidato penerimaan presidennya

Selama April, Mei, dan Juni, Obama memenangkan pemilihan pendahuluan North Carolina, Oregon, dan Montana dan memperoleh jumlah suara delegasi yang besar, sementara Clinton memenangkan pemilihan pendahuluan Pennsylvania, Indiana, West Virginia, Kentucky, South Dakota, dan Puerto Rico. Pada waktu itu, Obama mendapat dukungan dari delegasi super (superdelegate) yang lebih banyak dari Clinton. Tanggal 31 Mei, Komite Nasional Demokrat menyetujui memasukkan semua delegasi Michigan dan Florida di konvensi nasional, masing-masing dengan setengah suara, memperkecil jumlah suara delegasi Obama sementara meningkatkan jumlah suara delegasi yang dibutuhkan untuk menang. Tanggal 3 uni, dengan seluruh negara bagian, Obama memenuhi jumlah suara yang dibutuhkan untuk menjadi ‘calon sesuai perkiraan’ (presumptive nominee). Hari itu, ia menyampaikan pidato kemenangannya di St. Paul, Minnesota. Clinton mengakhiri kampanyenya dan mundur pada 7 Juni. Sejak itu, ia berkampanye untuk pemilihan umum melawan Senator John McCain, calon dari Republik.
Tanggal 19 Juni, Obama menjadi kandidat presiden partai besar pertama yang menghapus pendanaan umum dalam pemilihan umum sejak sistem ini dibentuk tahun 1976, berlainan dengan keinginan awalnya untuk menerima sistem ini.
Tanggal 23 Agustus 2008, Obama memilih Senator Joe Biden dari Delaware sebagai wakil presiden. Pada Konvensi Nasional Demokrat di Denver, Colorado, bekas pesaing Obama Hillary Clinton memberikan pidato yang mendukung pencalonan Obama dan meminta Obama dicalonkan menurut aklamasi sebagai kandidat presiden dari Partai Demokrat. Kemudian, tanggal 28 Agustus, Obama menyampaikan pidato kepada 84.000 pendukung di Denver. Selama berpidato, yang disaksikan sekitar 38 juta orang di seluruh dunia, ia menerima pencalonan oleh partai ini dan memberitahukan tujuan kebijakannya.
Setelah McCain dicalonkan sebagai kandidat presiden Republik, polling menunjukkan bahwa ia mengakhiri hubungan dengan Obama. Terdapat tiga debat presiden antara Obama dan McCain bulan September dan Oktober 2008.
Setelah debat, Obama memenangi polling nasional. Tanggal 2 November 2008, nenek Obama, Madelyn Dunham, meninggal karena kanker pada usia 86 tahun. Obama mengetahui kematian neneknya tanggal 3 November, satu hari sebelum pemilihan.

Obama Presiden terpilih Amerika Serikat

Tanggal 4 November 2008, Barack Obama mengalahkan John McCain dan menjadi orang Afrika Amerika pertama yang terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat. Dalam pidato kemenangannya yang disampaikan di depan ratusan ribu pendukungnya di Taman Grant di Chicago, Obama menyatakan bahwa “perubahan telah tiba di Amerika.” Lahir di Hawaii, Obama akan menjadi Presiden AS pertama yang lahir di luar Daratan Amerika Serikat. Ia juga akan menjadi Presiden termuda kelima ketika menjabat dan yang kedua sejak Lincoln yang basis politik utamanya terletak di Illinois.
Presiden terpilih Obama dijadwalkan disumpah sebagai Presiden Amerika Serikat ke-44 pada tanggal 20 Januari 2009. Kode nama Agen Rahasianya yang disetujui adalah “Renegade”.

Posisi politik Obama

Sebuah metode yang digunakan pakar politik untuk memperluas ideologi adalah membandingkan peringkat tahunan oleh Americans for Democratic Action (ADA) dengan peringkat menurut American Conservative Union (ACU). Berdasarkan tahun-tahunnya di Kongres, Obama memiliki peringkat konservatif rata-rata seumur hidup sebesar 7.67% dari ACU, dan peringkat liberal rata-rata seumur hidup 90% dari ADA.
Obama adalah penentang awal kebijakan terhadap Irak oleh administrasi Bush. Tanggal 2 Oktober 2002, Presiden George W. Bush dan Kongres menyetujui resolusi bersama yang mencetuskan Perang Irak, Obama menyampaikan kampanye anti-Perang Irak pertamanya di Chicago di Federal Plaza, menentang perang. Tanggal 16 Maret 2003, Presiden Bush memberikan ultimatum 48 jam kepada Saddam Hussein untuk meninggalkan Irak sebelum invasi ke Irak oleh AS, Obama mengadakan kampanye anti-Perang Irak terbesarnya di Chicago di Daley Plaza dan mengatakan pada kerumunan orang bahwa “belum terlambat” untuk menghentikan perang.

Obama berkampanye di Pennsylvania, Oktober 2008

Obama menyatakan bahwa bila ia terpilih ia akan melakukan pemotongan pengeluaran negara sebanyak puluhan milyar dolar, menghentikan investasi terhadap sistem pertahanan misil yang “tak terbukti”, tidak “mempersenjatai” angkasa, “pengembangan perlahan Sistem Pertempuran Masa Depan,” dan berusaha menghapus seluruh senjata nuklir. Obama menyerukan pengakhiran pembuatan senjata nuklir baru, mengurangi stok nuklir AS, melakukan pelarangan global pada pembuatan bahan misil, dan melakukan negosiasi dengan Rusia untuk membawa misil balistik antarbenua keluar dari status waspada tinggi.
Bulan November 2006, Obama mengumumkan “penarikan tentara AS dari Irak” dan pembukaan dialog diplomatik dengan Suriah dan Iran. Dalam pidato Maret 2007 pada American Israel Public Affairs Committee, sebuah lobi pro-Israel, ia mengatakan bahwa cara utama untuk mencegah Iran membuat senjata nuklir adalah melalui pembicaraan dan diplomasi, meskipun ia tidak mencabut aksi militer. Obama telah menandakan bahwa ia akan melakukan “diplomasi presiden langsung” dengan Iran tanpa prasyarat. Mengenai strateginya dalam memberantas terorisme global bulan Agustus 2007, Obama mengatakan “itu adalah kegagalan besar dalam mengambil langkah” terhadap pertemuan pimpinan al-Qaeda 2005 yang dikonfirmasikan intelijen AS yang dilakukan di Wilayah Kesukuan Federal Pakistan. Ia mengatakan bahwa sebagai presiden ia tak akan mengabaikan kesempatan itu, bahkan tanpa dukungan pemerintah Pakistan.
Bulan Desember 2005, di kolom opini Washington Post, dan kampanye koalisi Save Darfur pada April 2006, Obama meminta aksi yang lebih keras untuk menentang genosida di Darfur, Sudan. Ia telah mendivestasikan $180.000 milik pribadi dalam bentuk saham di Sudan, dan telah melakukan divestasi dari perusahaan yang beroperasi di Iran. Dalam Foreign Affairs keluaran Juli-Agustus 2007, Obama mengumumkan pembelajaran kebijakan luar negeri setelah Perang Irak dan pembaruan militer Amerika, kepemimpinan diplomatik dan moral di dunia. Mengatakan “kami tak dapat mundur dari dunia ataupun mencoba memecahnya menjadi beberapa bagian,” katanya kepada orang Amerika untuk “memimpin dunia, menurut keyakinan dan percontohan.”
Mengenai urusan ekonomi, pada April 2005, ia mempertahankan kebijakan kesejahteraan sosial New Deal oleh Franklin D. Roosevelt dan menetapkan keanggotaan pribadi untuk Social Security. Setelah Badai Katrina, Obama berpidato menentang perlakuan pemerintah terhadap masyarakat kelas ekonomi berkembang, meminta kedua partai politik mengambil langkah untuk mengembalikan jaring keselamatan sosial bagi orang miskin. Sebelum mengumumkan kampanye presidennya, Obama mengatakan ia mendukung perawatan kesehatan universal di Amerika Serikat. Obama berencana memberi penghargaan pada guru karena jasanya dari sistem merit pay tradisional, menjamin persatuan bahwa perubahan dapat dilakukan melalui proses penawaran kolektif.

Obama berbicara dalam kampanye di Conway, South Carolina

Bulan September 2007, ia menyalahkan kelompok-kelompok lobi karena menghina kode pajak AS. Rencananya adalah menghapus pajak bagi warga negara senior dengan pendapatan kurang dari $50.000 per tahun, melakukan pemotongan pajak pendapatan bagi warga berpendapatan $250.000 juga pemotongan pajak keuntungan dan dividen kapital, menutup hutang pajak perusahaan, mengangkat pendapatan pajak Social Security, melarang suaka pajak lepas pantai, dan menyempurnakan pengisian pengembalian pajak pendapatan dengan mengisi terlebih dahulu upah dan informasi bank yang telah dikumpulkan oleh IRS. Mengumumkan rencana energi kampanye presidennya pada Oktober 2007, Obama merencanakan sistem lelang cap and trade untuk melarang emisi karbon dan program investasi sepuluh tahun pada sumber energi baru untuk mengurangi ketergantungan AS terhadap minyak impor. Obama mengatakan bahwa semua kredit polusi harus dijual, tanpa penuaan kredit untuk perusahaan minyak dan gas, dan pengeluaran pendapatan yang diperoleh dari biaya pembangunan energi dan transisi ekonomi.
Obama telah mendorong Demokrat untuk menggaet para evangelis dan kelompok agama lainnya. Bulan Desember 2006, ia bergabung dengan Sen. Sam Brownback (R-KS) pada “Pertemuan Global mengenai AIDS dan Gereja” yang diorganisir oleh pemimpin gereja Kay dan Rick Warren. Bersama dengan Warren dan Brownback, Obama melakukan tes HIV, sebagaimana yang dilakukannya di Kenya kurang dari empat bulan sebelumnya. Ia meminta “orang-orang melakukan hal yang sama” dan tidak malu melakukannya. Dengan 8.000 anggota United Church of Christ pada Juni 2007, Obama meminta pemimpin Kristen berhaluan kanan (fundamentalis) untuk “memahami apa yang memisahkan kita.”

Keluarga dan kehidupan pribadi Obama

Obama bertemu istrinya, Michelle Robinson, bulan Juni 1989 ketika ia bekerja sebagai asosiat musim panas untuk firma hukum Sidley & Austin di Chicago. Sebagai penasehat Obama selama tiga bulan di firma itu, Robinson bergabung dengannya dalam kelompok sosial, tapi menolak permintaan awalnya untuk berkencan. Mereka mulai berkencan pada musim panas itu, bertunangan tahun 1991, dan menikah tanggal 3 Oktober 1992. Anak pertama mereka, Malia Ann, lahir tahun 1998, diikuti oleh anak kedua, Natasha (“Sasha”), tahun 2001.
Menyetujui pembuatan buku, keluarga ini pindah tahun 2005 dari sebuah kondominium di Hyde Park, Chicago ke rumah mereka senilai $1.6 juta di Kenwood, Chicago. Pembelian tanah dan penjualannya ke Obama oleh istri si pembangun dan temannya Tony Rezko menarik perhatian media karena dakwaan dan keyakinan Rezko terhadap hukuman korupsi politik yang tidak berhubungan dengan Obama.
Bulan Desember 2007, majalah Money memperkirakan kekayaan keluarga Obama mencapai $1.3 juta. Pembayaran pajak mereka tahun 2007 memperlihatkan pendapatan rumah tangga sekitar $4.2 juta dari sekitar $1 juta pada 2006 dan $1.6 juta pada 2005 yang kebanyakan berupa hasil penjualan bukunya.
Dalam wawancara tahun 2006, Obama menjelaskan keragaman keluarganya. “Michelle akan memberitahukan bahwa ketika kami bersama untuk Natal atau Hari Pengucapan Syukur, rasanya seperti PBB kecil,” katanya. “Saya mempunyai saudara yang mirip seperti Bernie Mac, dan saya juga mempunyai saudara yang mirip Margaret Thatcher.” Obama memiliki tujuh saudara tiri dari keluarga ayah Kenya, enam orang, dan seorang adik tiri, Maya Soetoro-Ng, anak dari ibunya dan suami keduanya dari Indonesia. Ibu Obama lahir dari orangtua ibunya di Kansas, Madelyn Dunham hingga kematiannya pada 2 November 2008, sebelum pemilihan presiden. Dalam buku Dreams from My Father, Obama mengaitkan sejarah keluarga ibunya dengan pendahulu orang Indian dan saudara jauh Jefferson Davis, presiden Konfederasi selatan pada Perang Saudara Amerika.
Obama adalah seorang Kristen yang pandangan religiusnya telah berkembang di masa dewasanya. Dalam buku The Audacity of Hope, Obama menulis bahwa “ia tidak dibesarkan dalam keluarga religius.” Ia menjelaskan ibunya, dibesarkan oleh orangtua non-religius (yang dijelaskan Obama sebagai “Metodis dan Baptis yang non-praktik”) yang terpisah dari agama, “dalam beberapa hal adalah orang yang sangat spiritual yang pernah kukenal.” Ia menggambarkan ayahnya sebagai “seorang Muslim”, tapi “mengakui ateis” ketika orangtuanya bertemu, dan ayah tirinya sebagai “seseorang yang melihat agama tidak terlalu berguna.” Dalam buku tersebut, Obama menjelaskan bagaimana, melalui bekerja dengan gereja hitam sebagai koordinator masyarakat ketika masih berusia 20 tahunan, ia mulai memahami “kekuatan tradisi religius Afrika-Amerika untuk melakukan perubahan sosial.” Ia dibaptis di Trinity United Church of Christ tahun 1988.

Budaya dan pandangan politik Obama

Dengan ayah Kenya dan ibu Amerika, kehidupannya di Honolulu dan Jakarta, dan pendidikannya di Ivy League, kehidupan awal Obama sangat berbeda dengan politikus Afrika-Amerika yang mengawali karir mereka pada 1960-an melalui partisipasi pada gerakan hak-hak sipil. Mengenai pertanyaan tentang apakah ia “cukup hitam,” Obama menanggapi pada National Association of Black Journalists pada Agustus 2007 bahwa debat ini tidak mengenai penampilan fisiknya atau catatannya mengenai masalah pemilih berkulit hitam. Obama mengatakan bahwa “kami masih terjebak bila Anda berpihak pada orang berkulit putih maka pasti ada yang salah.”
Banyak komentator menyebutkan pernyataan internasional Obama sebagai faktor menentukan untuk pandangan publiknya. Tidak hanya beberapa pemungutan suara yang memperlihatkan dukungan kuat kepadanya di negara lain, tapi Obama juga membuat hubungan dengan politisi luar negeri dan pimpinan negara terpilih bahkan sebelum pencalonan presidennya, terutama dengan Perdana Menteri Tony Blair, yang dijumpainya di London pada tahun 2005, dengan pimpinan Partai Demokrat Italia Walter Veltroni, yang mengunjungi kantor Senat Obama tahun 2005, dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, yang juga mengunjunginya di Washington tahun 2006.
Hubungan baik Obama dan Presiden SBY